Minggu, 10 Maret 2013

Remuk Redam Asa

Lembut dan hangat
Hanya tawa, tanpa air mata
Melodi asa tercipta
Mengalun ikut irama
Tak mengenal hari senja
Pernah ada

Satu, dua musim
Besarnya batu terlewati
Tingginya benteng terlampaui
Asa menjulang tinggi
Capai puncak hati

Namun, jatuh dan terhimpit
Besarnya batu tak setajam kerikil
Tingginya benteng kalah dengan pagar berduri
Terluka dan mencari
Kaku dan dingin
Layu menghampiri
Hilang lenyap terik mentari

Akankah hujan berhenti?
Senja berganti embun pagi?
Asa kembali berseri?

Percaya,
Untuk segala sesuatu ada masanya,
Untuk apapun di bawah langit ada waktunya
Ada waktu untuk menangis,
Ada waktu untuk tertawa,
Ada waktu untuk meratap,
Ada waktu untuk menari,
Segala sesuatu indah pada waktunya [1]

Andai asa dan percaya itu sirna,
Kasih tidak berkesudahan
Iman, pengharapan, dan kasih,
yang paling besar diantaranya ialah kasih [2]

[1] Pengkotbah 3:1-11
[2] 1 Korintus 13:1-13

Kamis, 09 Agustus 2012

Itu Akan Mengubah Hidupmu

Waktu hampir habis bagi temanku. Kami sedang duduk makan siang ketika ia sambil lalu mengatakan ia dan suaminya sedang berpikir untuk "memulai satu keluarga". Yang ia maksud adalah jam biologisnya sudah mulai menghitung detik-detik akhir dan ia dipaksa untuk mempertimbangkan kemungkinan menjadi seorang IBU.

"Kami sedang melakukan survai," katanya setengah bergurau. "Menurut pendapatmu haruskah aku mempunyai bayi?"

"Itu akan mengubah hidupmu," kataku hati-hati, menjaga suaraku terdengar netral.

"Aku tahu," katanya. "Tak kan ada lagi tidur berleha-leha di hari Sabtu, tak ada lagi liburan mendadak..."

Tetapi itu sama sekali bukan maksudku. Aku memandangnya, menimbang-nimbang apa yang akan kukatakan padanya.

Aku ingin mengetahui apa yang tak pernah dipelajarinya dalam mata pelajaran tentang kelahiran bayi. Aku ingin mengatakan padanya luka-luka fisik karena melahirkan itu akan sembuh, tetapi menjadi seorang ibu akan membuatnya mengalami luka emosional yang begitu buruk sehingga hatinya akan rawan untuk selamanya.

Aku berpikir untuk mengingatkannya bahwa ia tak akan pernah membaca koran lagi tanpa bertanya, "Bagaimana seandainya itu anak saya?" Bahwa setiap kecelakaan pesawat terbang, setiap kebakaran akan menghantuinya. Bahwa ketika ia melihat gambar anak-anak kelaparan, ia akan bertanya-tanya adakah yang lebih buruk daripada melihat anaknya mati.

Aku memandangi kuku-kukunya yang dirawat dengan teliti serta pakaiannya yang bergaya, dan berpikir tak peduli betapa pun canggihnya dia, menjadi seorang ibu akan mengubahnya sampai ke tingkat primitif bagai seorang beruang yang melindungi anaknya. Sebuah panggilan mendesak "Mam!" akan menyebabkan ia menjatuhkan kue dadar atau kristal terindahnya tanpa ragu sesaat pun.

Aku merasa harus mengingatkannya, tak peduli berapa banyak tahun yang dihabiskannya untuk membangun kariernya, ia akan tergelincir secara profesional ke dalam peran seorang ibu. Mungkin ia akan mencari seseorang untuk merawat bayinya, tetapi suatu hari ketika ia sedang pergi ke sebuah pertemuan bisnis yang penting, ia akan teringat pada bau manis bayinya. Ia harus memanfaatkan setiap daya disiplinnya untuk mencegah dirinya lari pulang ke rumah, hanya untuk melihat apakah bayinya baik-baik saja.

Aku ingin sahabatku menyadari bahwa keputusan-keputusan harian yang dibuat tak lagi rutin. Bahwa ketika si anak lelaki usia lima tahun lebih suka ke kamar kecil laki-laki daripada wanita di McDonald adalah sebuah dilema besar. Di sana, di tengah gemerincing nampan dan jeritan anak-anak, soal kemandirian dan jati diri kelamin harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan bahwa seorang pelahap seksual anak-anak mungkin bersembunyi di kamar kecil. Betapa pun tegasnya ia di kantor, ia akan hidup dalam ketidakpastian sebagai seorang ibu.  

Sambil memandang kepada temanku yang menawan itu, aku ingin memastikan bahwa pada akhirnya ia akan bebas dari beban kehamilan, tetapi ia tak akan merasakan hal yang sama lagi tentang dirinya. Bahwa hidupnya, yang kini begitu penting, akan kurang bernilai baginya begitu ia mempunyai anak. Bahwa ia siap menyerahkan hidupnya pada suatu saat demi menyelamatkan keturunannya, tetapi juga akan mulai berharap hidup lebih lama-bukan untuk memenuhi impian-impiannya sendiri tetapi untuk menyaksikan anaknya memenuhi impian-impiannya sendiri. Ia ingin mengetahui bahwa bekas operasi caesar atau tanda-tanda baret yang berkilauan itu akan menjadi lencana kehormatan.

Hubungan temanku dengan suaminya akan berubah, tetapi tidak dalam bentuk yang ia pikirkan. Aku berharap ia dapat mengerti bahwa kita akan mencintai seorang pria yang selalu dengan cermat membedaki bayinya atau tak pernah ragu-ragu bermain bersama dengan putra atau putrinya. Aku pikir ia harus tahu bahwa ia akan jatuh cinta lagi dengan suaminya untuk alasan-alasan yang kini tampai ia rasakan sebagai sangat tidak romantis.

Aku berharap temanku bisa merasakan ikatan yang akan ia rasakan bersama para wanita di sepanjang sejarah yang dengan tiada hentinya mencoba menghentikan perang dan prasangka, serta mencegah orang mengemudi dalam keadaan mabuk. Aku berharap ia akan mengerti mengapa aku berpikir secara rasional tentang banyak masalah, tetapi terkadang menjadi sinting ketika mendiskusikan ancaman perang nuklit terhadap masa depan anak-anakku.

Aku ingin menggambarkan kepada temanku sukacita melihat anak-anak belajar memukul bola bisbol. Aku ingin ia merasakan tertawa renyak seorang bayi yang pertama kalinya menyentuh bulu lembut seekor anjing. Aku ingin ia merasakan kegembiraan yang begitu nyata.

Pandangan temanku yang penuh keheranan menyadarkan diriku akan air mata yang membentuk di mataku. "Kau tak akan pernah menyesalinya," kataku pada akhirnya. Lalu dari seberang meja, aku meraih genggaman tangan temanku, dan mengajaknya berdoa baginya, bagiku, dan bagi semua wanita fana yang tergelincir dari jalannya menuju ke panggilan tersuci ini.

Dale Hanson Bourke, disumbangkan oleh Karen Wheeler
Chicken Soup for the Woman's Soul
Musim Semi di Paris

Sabtu, 21 Juli 2012

Kesabaran

Kesabaran adalah memberi dan membuatkan ruang untuk pertumbuhan dan kemajuan.
Sikap sabar rela memberi dan membuat ruang, menunggu saat yang tepat, dan menanggung ketegangan berdasar pada cintanya kepada kehidupan.
Orang sabar tahu betul bahwa hakikat hidup adalah perkembangan.
Untuk tumbuh-berkembang hidup butuh waktu, perhatian, dan usaha.
Oleh cintanya terhadap kehidupan, orang sabar mau dan mampu menyesuaikan tindakannya untuk memperkembangkan kehidupan dengan iramanya.

Sumber: Hardjana, A. M. 1991. 7 Perusak Pribadi Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Selasa, 10 Juli 2012

Asa

Raga ini t'lah lewati terjalnya jalan
Terus berjalan di jalan berpasir
Tak berhenti di jalan berkerikil tajam
Tak menyerah ketika jalan terhalang
Saat matahari terik bersinar
Ataupun saat hujan mengguyur


Jiwa ini t'lah teruji di muka
Berbagai peranan lolos terlewati
Pujian tak sedikit terlontar


Namun...
Hati ini terhenti
Tinggi dan kokohnya dinding menghapus asa
Melemahkan raga dan jiwa
Tanpa peduli tetesan air mata
Akankah berakhir hanya sejauh ini?
Menyisakan asa yang pernah ada?

Senin, 11 Juni 2012

Hati yang Diuji

pertemuan dengan wajah-wajah yang kukenal mengusir rasa rinduku
kulihat jejak-jejak langkah yang pernah kubuat
tak kusangka diri ini telah jauh berubah
Tiap rasa yang pernah ada
sekarang kudamba

satu wajah yang dulu begitu kurindu
tak lagi hanya milikku
waktu terasa terbatas
perpisahan jadi begitu menyakitkan
tak lagi dapat kubendung air mata ini
semakin keras aku menekannya
semakin sakit aku rasa

kebanggaan akan mutiara yang kudapat seolah tak berarti
penolakan diri terus menghantam
penghakiman tak juga menyerah
akankah hati ini hancur dari dalam?
atau bersinar seperti fajar pagi?

Jumat, 08 Juni 2012

Kepedihan Rindu

Ketika rindu mulai merasuk
mengkikis peluh yang berlalu
terasa cepat hari terlewati
diam menanti

Ketika kenangan berlari cepat
Air mata mulai menetes
membasahi hari-hari yang tersisa
terasa sulit hati ini menanti
hancur dari dalam

akankah hati ini tetap sama?

Senin, 26 Desember 2011

Dimanakah Sahabatku?

Sulit sekali kutemui seorang kawan yang setia
Ketika aku mulai percaya pada seseorang
Dan membagikan hidupku padanya
Tak berapa lama dia menusukku dari belakang
Seolah tak pernah ada yang istimewa antara aku dan dia
Yang tersisa hanyalah luka di hati

Memang, ada teman yang mendatangkan kecelakaan
Tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada saudara
Seorang sahabat selalu punya waktu untuk membagikan senyuman hangat
Bercanda walau sekejap
Tidak pernah terlalu sibuk untuk mendengarkan
Seorang sahabat menaruh kasih di setiap waktu
Menjadi seorang saudara dalam kesukaran
Perbuatlah seperti yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu