Jumat, 22 Juli 2011

Seri Cerita Biji Putih (1) - Perkenalkan! Aku Biji Putih

Perkenalkan! Aku biji putih.  Aku bukan biji yang tampak cantik, terlihat tak ada yang istimewa dalam diriku.  Badanku besar karena gemuk dengan cadangan makanan yang aku punya, kulitku bersih, meskipun tak mengkilat. Aku menjalani kehidupanku di sebuah pot tanah liat, yang berada di sebuah kebun. Aku dikelilingi oleh biji-biji lain, yang juga berada dalam pot. Ada biji yang berwarna merah, kuning, hijau, orange, dan merah muda. Tiap biji, termasuk aku, dihadapkan pada sebuah rahasia besar, yang tak diketahui satu pun dari kami, yaitu akan jadi tanaman seperti apakah kami atau bunga seperti apakah kami.

Di sekitarku juga tumbuh berbagai macam tanaman bunga. Ada bunga anyelir, bunga dahlia, bunga sepatu, bunga sedap malam, dan bunga-bunga yang lain. Tiap bunga menceritakan pengalaman mereka bertumbuh dan berkembang dari hanya sebuah biji, seperti aku dan biji-biji lain, menjadi tanaman bunga semenarik mereka saat ini.

Selama aku menjalani hari-hariku, aku selalu melihat biji-biji lain lebih istimewa daripada diriku. Masing-masing dari mereka memiliki kekhasan. Si biji merah, dia cantik, molek, dan mungkin biji yang paling mengkilat di atara biji-biji yang lain, pandai dalam perbintangan dan meramalkan cuaca. Si biji kuning, dia berlaku lembut dengan sekelilingnya, kata-katanya sopan, santun, pandai juga mengetahui cuaca. Si biji hijau, dia pandai bergaul, penuh perhatian dengan sekelilingnya, pandai menghitung intensitas matahari yang harus digunakan. Aku bisa melihat kekhasan tiap-tiap biji, tapi entah kenapa aku tidak bisa melihat keistimewaan dalam diriku.

Aku mungkin tak pandai dalam perbintangan atau meramalkan cuaca, namun aku cukup bisa mengetahui susunan bintang dan cuaca yang nanti menyertainya. Aku juga tak pandai menghitung intensitas matahari, yang setidaknya harus aku gunakan, namun aku tidak pernah kekurangan intensitas matahari, meskipun aku juga tidak pernah kelebihan. Dari apa yang aku bisa, lalu apa yang istimewa dari diriku? Masih jadi misteri bagiku saat ini.

Aku melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitarku itu baik adanya. Segalanya pasti punya maksud, bahkan kejadian yang memilukan sekalipun.

Langit tak selalu cerah. Terkadang mendung dan hujan diijinkan untuk hadir menemani hari kita. Kenapa? Agar hati kita tidak kehilangan kelembutannya. Toh, ada pelangi sehabis hujan. Ujian dan penderitaan yang diijinkan terjadi dalam kehidupan kita adalah untuk memurnikan dan mendewasakan kita.

Hari-hari kujalani dengan sunggingan senyum. Aku selalu bisa melakukan apa yang aku inginkan. Meskipun tak selalu mudah dan tak selalu menyenangkan, tapi aku menikmati hari-hariku.

Sampai tiba hari dimana aku merasa bosan dengan semuanya dan merasa ada yang kurang di hidupku. Teman-teman bijiku yang lain, entah kenapa, tak bisa mengisi kebosanan dan kekurangan yang aku rasakan. Tapi aku masih bertahan dan menganggapnya hanya sekedar perasaanku saja. Yah, mungkin karena aku merasa lebih suka menggunakan logika daripada perasaan. Bagiku, perasaan hanya berisi tangisan dan sama sekali tidak keren.

Kemudian suatu hari, seseorang membawa satu pot berisi biji berwarna hitam. Bersama biji hitam inilah kehidupanku berubah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar